Minggu, 11 November 2012

My Story :'(


Aku ingin menggapainya..
bersamanya, memilikinya...
Namun.. apa itu bisa aku dapatkan
dengan kedua cahayaku yang redup???

Ya, aku tidak ingin seperti ini !!
Mempunyai 2 mata yang terletak manis di wajahku,
Tetapi aku tetap saja membawa tongkat kemana pun
Aku pergi...

*Flash Back On *

“ baale... ayo kejar aku !!! hahaaaaaaa “ teriakku sambil terus berlari.

"sar... udahan dulu yuk. aku capek.. “ gerutunya sambil duduk di atas tanah.

Aku pun berhenti entah dimana sambil menoleh kebelakang untuk menertawakan sahabatku, baale..

“ yahahaha, cemen kamu. Baru segitu aja udah capek. “ ledekku sambil terus tertawa terbahak-bahak.

“nakal kamu !!“ omel nya.

“hahaha...“

Aku terus menertawakan nya tanpa sadar dengan situasi ku saat ini.

"SARAAAAAAHH  AWASSSSSSSSSSSSSS !!!!!!!!!!!!!!” teriak baale. Dan ketika aku menoleh ke samping, semua menjadi gelap !

*Flash Back Of*

Aku mengusap air mataku yang sudah menetes sejak tadi.. Sejak kejadian keramat itu terulang kembali dalam ingatanku.

Aku benci ! Andai saja saat itu aku menuruti apa kata Baale. Mungkin
saat ini, aku masih bisa bermain basket dengan nya. Bukan hanya
menunggunya selesai bermain seperti ini.

Huh... sudahlah. Apapun yang ku lakukan takkan bisa merubah keadaanku saat ini.. sudah terlanjur...

“hey hey SAR, kamu kenapa sih? Kok nangis sih?” tanya Baale sambil melambai-lambaikan tangannya tepat di hadapan wajahku.

Aku pun tersadar lalu menghapus air mataku.

“eh.. haha... ga papa kok baal.” Jawabku sambil tersenyum.. miris.

“serius?? Udah ah cerita aja Sar...” desaknya.

Aku menyerah dan lagi-lagi air mataku turun. Aku menunduk ke bawah.

  Sarah menarik nafas lalu duduk didepan kursi rodaku dan mengusap kepalaku.

“kan udah aku bilang Sar, mau kamu buta atau apapun, kamu tetep sahabat
kamu Sarah ... sahabat sar ,yang tegar..” katanya sambil menatap mataku tajam.

“tapi baal..”

“kamu tetep Sarah yang dulu...” cegahnya lalu memelukku.

Aku pun balas memeluknya dan menumpahkan segala air mataku di pundaknya. Ya... seperti biasa.

Terima kasih Tuhan...

Kau telah mengirimkan laki-laki ini untuk menjadi sahabatku. Ku
mohon... jangan ambil dia dari sisiku, dan tentu saja... hatiku...

Seperti biasa, aku menunggunya di sini. Di lapangan ini. Menunggunya
datang lalu mendengarkan cerita tentang kejadiannya di sekolah. Ya haha,
kalian pasti sudah bisa menebak. Aku tidak sekolah! Aku terlalu
pengecut untuk pergi jauh keluar rumah. Aku takut... takut jika ada
seseorang yang mengejek mataku ini.. mataku yang buta...

Sering memang Baale menawarkan diri untuk menjagaku di sekolah tapi
selalu jawaban “tidak” yang aku beri. Ya... aku tidak sanggup.

“hey Sarah..” sapanya sambil menepuk pundakku pelan.

Aku tersenyum.

“eh udah pulang Baal..” kataku.

Ia membantuku berjalan kepinggir lapangan lalu duduk di tanah.

"Sar... tadi ada anak baru lhooo. Namanya Nina. Cantik, baik, manis lagi.” Katanya.

Aku merasa mata baale sedang memancarkan kebahagiaan. Aku curiga... dan aku takut !

"Aku.. suka sama dia dan hmm... mau nembak dia, hehe” lanjutnya.

SESAK ! sangat sesak. Hatiku sakit, aku tidak kuat mendengarnya. Semua begitu sulit saat aku bernafas.

Tuhan... apa lagi cobaan yang kau berikan padaku?

“KAMU JAHAT !!!” Teriakku sambil mencari tongkatku.

Aku benci ! ternyata selama ini baale tidak menyukaiku. Lalu apa arti dari semua perhatian yang ia berikan padaku. JAHAT !!

“lho.. lho.. Sar, loe kenapa?” tanyanya kaget.

Aku terus berjalan sambil meraba-raba jalanan di hadapanku dengan tongkat yang aku genggam dengan kuat.

“Saraaahh!!” panggilnya.

Aku ingin cepat sampai di rumah ! aku ingin menangis sepuasnya sendiri, tanpa ada yang mengetahuinya...

3 bulan berlalu. Semenjak hari itu aku tidak lagi bertemu dengannya. Baale sahabatku tercinta..

Aku menyesal telah membentaknya saat itu. Maka dari itu 3 hari setelah
kejadian itu aku langsung datang ke tempat ini bermaksud untuk meminta
maaf padanya.

Setiap saat, dan bahkan
setiap waktu selalu aku sempatkan untuk datang ke sini.. kelapangan ini
hanya untuk memastikan bahwa ia tidak lupa denganku. Tapi apa hasilnya?
Sama sekali bertolak belakang dengan apa yang aku fikirkan.

Apa karna ia sudah berpacaran dengan perempuan bernama Nina? Apa ia
melupakanku saat ia bersama Nina? Apa ia menyesal telah menghabiskan
waktunya dengan gadis lumpuh sepertiku? Atau ia marah dengan kejadian
saat itu? Oh Tuhan.. betapa bodohnya aku...

“Sarah.. Sarah...” panggil seseorang di belakang sana. Aku mencoba menebaknya. Itu suara mama.

“ya mah, kenapa?” tanyaku.

Aku bingung tiba-tiba saja aku merasa mendapatkan pelukan hangat dari mamaku.

“lho, mama kenapa nangis?” tanyaku kaget.

“Sarah .. Srah sayang... sebentar lagi kamu bisa ngeliat sayang... seperti dulu..” jawab mama sambil menciumi pipiku.

“ma.. maksud mama?” tanya ku bingung.

“ada seseorang yang donorin matanya untuk kamu. Dan operasinya akan berjalan besk nak... besok nak..” kata mama.

Aku senang, tapi aku juga sedih..

Mengapa operasinya harus besok? Tak ada hari lainkah? Aku ingin
menunggu baale dulu dan memberi tau kabar gembira ini.. ia harus tau
Tuhan... beri tahu aku dia dimana...

“Mah.. Sarah gak mau. Kenapa harus besok sih mah?” tanyaku sedih.

“lho, memang kenapa? Kamu gak mau sayang?” terdengar sekali nada
kekecewaan dari suara mama. Aku tidak tega mendengarnya dan dengat
sangat dan dengan sangat terpaksa aku menjawabnya.

“gak kok mah.. Sarah mau..”

Tetes demi tetes air mataku turun. Memperlihatkan kebahagiaan ini dan tentu saja kesedihan ini.

Kemana kamu baal? Apa kamu marah sama aku? Maafin aku baal.. aku nyesel...
Operasi sudah selesai dan berjalan lancar. Aku tersenyum miris.

“sampai sat ini kamu belum juga dateng baal.. aku kecewa sama kamu..”

“kita bukan sahabat lagi.. aku benci kamu..” lanjutku dalam hati.

Aku ingin menangis Tuhan...

“baiklah Sarah .. kita buka perbannya sekarang..” ajak dokter.

Aku menarik nafas lalu tersenyum. Terdengar jelas suara gunting yang
memotong perban di telingaku. Sekali lagi aku tersenyum. Aku yakin aku
pasti bisa melihat lagi. Yaa, pasti bisa !

“sekarang kamu buka mata kamu pelan-pelan” perintah dokter.

Aku mulai membuka. Awalnya memang semua terlihat kabur. Dan lama kemudian semua terlihat sangat jelas. Jelas sekali...

Terima kasih Tuhan.. Terima kasih...

“Sarah, gimana nak?” tanya mama.

“jelas mah..” jawabku sedikit bergetar. Air mataku turun. Tentu saja air mata bahagia...

“terima kasih dok.. terima kasih..” ucapku dan mama bersamaan.

“iya, sama-sama. Baiklah, saya permisi keluar dulu.” Pamit doktet lalu meninggalkan kamar rawatku.

“kamu senang kan sayang?” tanya mama.

“banget mah.. maksih ya...” kataku sambil menghapus air mataku dan tersenyum.

Kini.. aku bisa melihat lagi..
Aku tidak sabar untuk cepat keluar dan menikmati indahnya alam ini.

Hei, tapi tunggu ! aku kan belum tau siapa yang mendonorkan matanya untukku. Aku harus berterima kasih padanya...

“mah, siapa yang donorin matanya untuk Sarah?” tanya ku mantap.

“eng.. itu.. hem ini kamu baca ya” kata mama sambil memberiku amplop berwarna putih polos.

“mama mau beli makanan dulu..” lanjut mama lalu pergi dengan cepat meninggalkanku sendiri.

Aku mengerutkan dahiku. Surat? Apa maksudnya? Misterius sekali... - - “

Dear Sarah...

Hai Sarah ... gimana?

Seneng gak bisa ngelihat lagi? Seneng dong ya pastinya. Hehe. Maafin
gue ya ni, udah bikin kamu marah. Sebenernya gak ada perempuan yang
namanya Nina. aku Cuma mau ngeboongin kamu doang, aku pengen tau gimana
reaksi kamu. aku pengen tau loe jealous apa nggak. Karna jujur sarah, aku
suka sama kamu... aku sayang sama kamu... dari dulu aku sar nembak kamu,
tapi aku takut. aku ragu... makanya aku ngetes kamu, maaf ya sar, maaf
banget. Maaf juga harus ninggalin kamu sendiri dan gak bisa nemenin kamu
ngeliat indahnya dunia. Waktu itu hujan turun deras banget, aku paksain
buat ke rumah kamu, mau nembak kamu sar, hehe... tapi mungkin takdir
berkata lain. aku kecelakaan ni, tepat dimana waktu itu kamu kecelakaan
juga. dan kata nyokap, aku koma selama 3 bulan. Huh... Alhamdulillah
sekarang aku masih di beri kekuatan untuk bangun dan nulis surat untuk
kamu... yahaha... ajaib kan? iya dong, namanya juga sayang.. wkwk. Eh
ni, tulisannya beda ya? Rapi kan? hehe, ini nyokap ni yang nulisin. aku
gak bisa nulis, tangan aku di perban. Hehe, lucu deh sar kayak mumi,
hahaha. Hmmm Sar, gue pusing. Pusing banget. Rasanya pengen tidur lagi.
Udah dulu ya, jagain mata aku tuh. Kalo nanti aku gak bangun lagi,
maafin aku ya. aku capek rasanya ngantuk banget. Dan yang perlu kamu
tau, aku sayang kamu, drai pertama kita ketemu. Hehehe... maafin ya Ni..
aku sayang kamu...

~Iqbaale~

Aku meremas surat ini. Hatiku sakit sekali, lebih sakit dari apapun.
Air mataku sudah turun sejak tadi. Sejak pertama aku membaca surat ini.

“kamu jahat baal !! ninggalin aku sendiri !” teriakku kesal.

“aku rela baal gak bisa ngelihat seumur hidup aku asal selalu bisa deket sama km . Di sisi kmu ...” lirihku.

Aku terus menangis dan menangis... betapa hancurnya perasaanku saat ini. Sahabatku pergi meninggalkanku, selamanya...

“makasih baal.. aku janji bakal jaga mata kamu ini. Dan gue juga sayang sama loe...”

“ tungguin aku ya baale... aku yakin kita pasti bisa bersatu.. di sana... di Surga..”

“selamanya aku selalu ingat kamu...”
 

===SELESAI===

( gak suka dengan cerita ini? mending kamu gak usah baca aja deh )

1 komentar: